Selasa, 15 Juni 2010

BANGSA AUSTRONESIA

Bangsa Austronesia berimigrasi ke kepulauan Indonesia melalui Malaya ke Jawa dan juga Formosa, Filipina ke sebagian Kalimantan dan Jawa. Perpindahan ini tidak diketahui penyebabnya. Tetapi yang jelas bangsa Austronesia ini yang akan menjadi nenek moyang langsung Indonesia. Cara hidup mereka dengan berburu dan meramu "food gathering". Alat yang digunakan anak panah dan tombak.



Mereka hidup di gua-gua untuk sementara dengan mengembara berpindah-pindah tempat. Pada masa ini dikenal dengan sebutan jaman batu muda atau Neolithikum.
Terjadi perpindahan gelombang kedua. Perpindahan yang dilakukan sudah dengan membawa kebudayaan Dongson melalui jalan barat lewat Malaysia barat. Kebudayaan Dongson yaitu kebudayaan yang telah memakai logam sebagai alat bantu kehidupan dikenal dengan sebutan jaman perunggu. Mereka sudah mulai tinggal menetap.
Indonesia telah melakukan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif abad ke 2 M. Memperdagangkan barang-barang ke pasaran internasional misalnya: logam mulia, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang besar dalam masyarakat Indonesia, terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.

Telah dilakukannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Cina. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim dilakukan, barang - barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.

Hindu dan Budha telah berkembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu antara lain candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam.

Seorang pendeta Budha dari Cina, bernama I-Tsing berangkat dari Kanton ke India. Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar tata bahasa sansekerta, kemudian ia singgah di Melayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.

Prasasti tertua Sriwijaya dari tahun 683 yang ditemukan di Bukit Segantung memberitahukan tentang luas Kerajaan Sriwijaya. Ia meliputi daerah kekuasaan tidak saja di Sumatera, tapi juga di seberang Selat Melaka dan Selat Sunda. Ia menjadi sebuah kerajaan laut (maritim) yang jaya dan kuasa. Luas kerajaan Sriwijaya begitu mengesankan seorang suadagar Arab bernama Sulaeman, pada tahun 851, sehingga ia berkata : 'Bila ayam jantan mulai berkokok di saat fajar menyingsing, maka ayam-ayam itu saling bersahutan di sepanjang jarak 625 km, karena kampung-kampung itu berderet rapat tanpa terputus-putus'.

I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini ia tinggal selama empat tahun untuk menerjemahkan kitab suci Budha dari bahasa sansekerta ke dalam bahasa Cina.
Salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan berkembang menjadi besar dan pusat perdagangan yang dikunjungi pedagang Arab, Parsi, Cina. Yang diperdagangkan antara lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Sebagian dari Semenanjung Malaya, Selat Malaka, Sumatera Utara, Sunda, Jambi termasuk kekuasaaan Sriwijaya. Pada masa ini perkembangan kerajaan Sriwijaya berkaitan dengan masa ekspansi Islam di Indonesia dalam periode permulaan. Sriwijaya dikenal juga sebagai kerajaan maritim.
Dari sebuah laporan tertulis diketahui seorang musafir Cina telah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Cina.
Musafir Venesia, Marco Polo singgah di bagian utara Aceh dalam perjalanan pulangnya dari Cina ke Persia melalui laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
Musafir Maroko, Ibn Battuta melewati Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Cina. Diketahui juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Cina. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu ajaran dalam Islam.

Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan Indonesia bahkan Jazirah Malaka sesuai dengan "sumpah Palapa" Gajah Mada yang ingin Nusantara bersatu.

Seorang Muslim Cina Ma Huan, mengunjungi daerah pesisir Jawa dan memberikan suatu laporan di dalam bukunya yang berjudul Ying-Yai Senglan "peninjauan tentang pantai-pantai Samudra". Laporan Ma Huan memberi kesan bahwa agama Islam dianut di lingkungan istana di Jawa.

Bartolomeus Diaz mengitari tanjung harapan dan dengan demikian dia telah memasuki perairan Samudra Hindia.

Alfonso de Albuquerque seorang Portugis berhasil menaklukkan Gowa di tepi pantai barat yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis yaitu Ormuz dan Sokotra.

Albuquerque melanjutkan pelayaran dari Gowa ke Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dengan 17 atau 18 kapal.

Tome Pires, seorang ahli obat-obatan dari Lisbon menghabiskan waktunya di Malaka dan membuat buku yang berjudul Suma Oriental. Menurut Pires pada masa itu sebagian besar raja-raja Sumatra beragama Islam. Mulai dari Aceh sebelah utara terus menyusur ke pesisir timur hingga Palembang para penguasanya beragama Islam.

Fransisco Serrao berkebangsaan Inggris dengan kapalnya berhasil mencapai Hitu (Ambon sebelah utara) dan di sana diterima baik karena dia menunjukkan ketrampilan perang sementara ternate dan Tidore mengharapkan memperoleh bantuan dari Portugis.

Portugis berhasil mengadakan persekutuan dengan Ternate dan membangun sebuah benteng. Hubungan persekutuan dengan penguasa Islam ini tidak berlangsung lama karena Portugis berusaha melakukan Kristenisasi terhadap penduduk yang lemah dan Portugis sendiri tidak berlaku sopan.

Seorang Eropa berkebangsaan Spanyol bernama Santo Francis Xavier memprakarsai suatu perubahan yang tetap terhadap Indonesia Timur.Xavier sebagai seorang misionaris melakukan misi Kristenisasi, ia bekerja diantara orang-orang Ambon, Ternate, Morotai (Moro).

Misi Kristenisasi tahap pertama berhasil dilakukan dengan adanya 10.000 orang Katolik di Ambon, Ternate.

Inggris di bawah pimpinan Sir Francis Drake telah mengadakan kontak pertama antara Inggris dan Indonesia dalam pelayarannya mengelilingi dunia ke arah barat. Dia singgah di Ternate dan pulang membawa muatan cengkeh.

Ratu Inggris Elizabeth I mendukung usaha Inggris untuk telibat langsung perdagangan rempah-rempah. Sir James Lancaster dan George Raymond mengadakan pelayaran ke Indonesia, di atas kapal terjangkit wabah penyakit yang mematikan, Raymond sendiri mati dan tenggelam bersama kapalnya dilautan, Lancester berhasil mencapai Pasai dan Penang.

Lancaster berhasil pulang ke Inggris.

Belanda membentuk satu ekspedisi yang pertama, siap berlayar ke Hindia Belanda dengan empat buah kapal, 249 awak kapal, 64 pucuk meriam.

DAN SETERUSNYA...............SAMPAI SEKARANG.............??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar anda di sini